Siapkan Instalasi Air Siap Minum, FPMIPA UPI Pelopori Implementasi SDGs di Kampus
(Bandung/20-02-2023) Dilansir dari The ASEAN Post, pada tahun 2018, Indonesia merupakan kontributor polusi plastik di laut terbesar setelah China. Menurut sebuah studi oleh tim dari University of Georgia, diperkirakan 3,22 juta metrik ton sampah plastik dibuang setiap tahun ke laut di sekitar Indonesia. Di Indonesia, khususnya di Bandung, sampah plastik masih menjadi masalah utama lingkungan. Ini mungkin karena fakta bahwa produk plastik murah untuk diproduksi di dalam negeri secara bebas. Selain itu, kurangnya kesadaran tentang bagaimana sampah plastik dapat merusak lingkungan mungkin menjadi salah satu alasan mengapa Indonesia menghadapi tantangan kesulitan.
Salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi permasalahan sampah plastik dan lingkungan secara umum adalah dengan menyusun Rencana Aksi Nasional Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TBP) atau Sustainable Development Goals (SDGs) 2016-2030. Secara lebih rinci dipaparkan dalam dokumen Pilar Pembangunan Lingkungan bahwa Indonesia menetapkan berbagai indikator dan target untuk mencapai tujuan ke-6 (air bersih dan sanitasi layak), 11 (kota dan pemukiman yang berkelanjutan), 12 (konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab), 13 (penanganan perubahan iklim), 14 (ekosistem lautan), dan 15 (ekosistem daratan).
Sebagai upaya mendukung implementasi SGDs di perguruan tinggi, FPMIPA berperan aktif dalam mempelopori berbagai program green campus. Salah satunya adalah dengan menyiapkan instalasi air siap minum. Program yang bertajuk Bring Your Own Bottle (BYOB) ini diprakarsai oleh Dr. Bambang Supriatno, M.Si. dari Depaptemen Pendidikan Biologi. Beliau menyampaikan bahwa program ini merupakan salah satu dukungan terhadap program green campus di UPI dengan menyediakan air siap minum yang diperuntukkan bagi mahasiswa dan semua warga FPMIPA, dengan harapan agar dapat mengisi botol minum sendiri dan mengurangi penggunaan air minum kemasan dalam botol plastik sekali pakai. Dr. Bambang juga menjelaskan bahwa sistem yang diterapkan pada instalasi air siap minum adalah reverse osmosis yang mampu menyaring hingga 0,0001, sehingga virus dan bakteri dapat terfilter. Pada sistem ini terdapat sembilan tahap penyaringan dan terakhir menggunakan sinar UV. Selain itu, mesin dan komponen yang digunakan bersifat food grade dan dilengkapi dengan peralatan yang sudah umum digunakan untuk penyediaan air langsung minum skala rumah tangga tetapi lebih tinggi kualitasnya.
Semoga dengan adanya program BYOB di FPMIPA dapat menginspirasi fakultas dan kampus atau instansi lain untuk terlibat dalam kampanye pro-lingkungan. Dan warga kampus juga semakin sadar tentang pentingnya untuk menjaga kelestarian lingkungan. Kalau tidak sekarang, kapan lagi. Kalau bukan kita, siapa lagi. Salam Bumi, salam lestari! [Tri Suwandi/PBioUPI]