fpmipa@upi.edu +62-22-2001108
Pengembangan Metode Pendidikan Baru Melalui Kolaborasi Global Menggunakan Sistem Pendidikan Online dalam Era Masyarakat 5.0
  by FPMIPA UPI    Mar 08, 2024

Pengembangan Metode Pendidikan Baru Melalui Kolaborasi Global Menggunakan Sistem Pendidikan Online dalam Era Masyarakat 5.0

Dari kiri ke kanan: Tuszie Widhiyanti, Ph.D., Prof. Jun Nomura, Ph.D., & Miarti Khikmatun N, M.Pd.

Universitas Pendidikan Indonesia mengadakan kuliah tamu dengan tema Pengembangan Metode Pendidikan Baru Melalui Kolaborasi Global Menggunakan Sistem Pendidikan Online dalam Dunia Masyarakat 5.0. Kegiatan ini berlangsung pada 6 Maret 2024 di Auditorium JICA, FPMIPA. Pembicara untuk kegiatan ini adalah Prof. Jun Nomura, Ph.D., yang merupakan seorang profesor pendidikan dari Universitas Chiba.

Prof. Jun Nomura menjelaskan pentingnya kolaborasi dalam membangun situasi pendidikan yang lebih baik untuk dunia. Kolaborasi ini melibatkan pertukaran pengetahuan antara kondisi lokal di setiap negara. Transfer pengetahuan dan budaya antar negara dapat mempersiapkan calon guru yang siap dalam berbagai kondisi dan memahami banyak hal. Selain itu, Industri 4.0 yang diikuti oleh masyarakat 5.0 membutuhkan guru sebagai pelaksana pendidikan untuk beradaptasi dengan era perkembangan teknologi dan informasi yang sangat cepat. Penggunaan teknologi yang tepat dan implementasi SDG dalam pendidikan mendukung kemajuan pendidikan saat ini.

Para mahasiswa mendengarkan kuliah-kuliah tersebut. Pada kesempatan ini, Prof. Jun Nomura juga memperkenalkan Program TWINCLE (Twin College Envoys) sebagai forum kolaborasi antara calon guru di Jepang dan calon guru di ASEAN. Program ini bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan pendidikan untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) sebagai tujuan dunia. Program ini telah melibatkan beberapa negara ASEAN seperti Indonesia, Kamboja, Thailand, Laos, Vietnam, dan Filipina. Konsorsium program TWINCLE melibatkan 9 negara, 19 universitas, dan 34 sekolah menengah. Hasil dari program ini adalah bahwa calon guru dari Jepang dan negara-negara ASEAN, baik dalam bidang sains maupun seni sosial, memiliki pengalaman magang di negara-negara dengan budaya yang berbeda dan juga kolaborasi antara peneliti, guru, dan siswa.